Entri Populer

Kamis, 23 Februari 2012

PSIKOLOGI (DEFINISI SIKAP DAN HUBUNGANNYA DENGAN OPINI,PERSUASIF,DAN PROPAGANDA)



PEMBAHASAN

A. Definisi Sikap

1.     berorientasi kepada respon

Sikap adalah suatu bentuk dari perasaan, yaitu perasaan mendukung atau memihak maupun perasaan tidak mendukung pada suatu objek.

 2.  berorientasi kepada kesiapan respon

Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu, apabila dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon.

B. Definisi Sikap Menurut Para Ahli

Menurut Sastropoetro, 1990:41 : Sikap adalah kecendrungan untuk memberikan respon terhadap suatu masalah atau situasi tertentu

Menurut  Astrid Susanto, 1977:261 : Sikap adalah tendensi dari seseorang untuk memberi reaksi yang positif maupun negatif terhadap sesuatu, seseorang ataupun situasi, sesuai dengan pengalamannya. 

Menurut Mar’at, 1981:21 : Sikap manusia perubahan serta pengukurannya”, secara sederhana mengemukakan definisi sikap yakni bahwa “Sikap sebagai derajat atau tingkat kesesuaian seseorang terhadap objek tertentu.

Menurut Tri Rusmi Widayatun, 1999 :218 : Sikap adalah “keadaan mental dan syaraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atauterarah terhadap respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya.

Menurut G.W Alport  : Sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak. 

Menurut  Jalaluddin Rakhmat ( 1992 : 39 )  :  Mengemukakan lima pengertian sikap, yaitu: 
Pertama, sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap boleh berupa benda, orang, tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok.
Kedua, sikap mempunyai daya penolong atau motivasi. Sikap bukan sekedar rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu; menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan diinginkan; mengesampingkan apa yang tidak diinginkan, apa yang harus dihindari.

Ketiga, sikap lebih menetap. Berbagai studi menunjukkan sikap politik kelompok cenderung dipertahankan dan jarang mengalami pembahan.

Keempat, sikap mengandung aspek evaluatif: artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan.

Kelima, sikap timbul dari pengalaman: tidak dibawa sejak lahir, tetapi merupakan hasil belajar. Karena itu sikap dapat diperteguh atau diubah.

C. Komponen atau Struktur Sikap

1.1 Afektif

Afektif merupakan aspek emosional dari  faktor sosio psikologis,didahulukan karena erat kaitannya dengan pembicaraan sebelumnya.

1.2      Kognitif

Komponen kognitif adalah aspek intelektual, yang berkaitan denganapa yang diketahui manusia.

1.3      Konatif

Komponen konatif adalah aspek  vohsional, yang berhubungandengan kebiasaan dan kemauan bertindak.

D. Tingkatan Sikap

Menurut (Soekidjo Notoatmojo,1996 : 132)Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni :

1) Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).

2) Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan. Lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang itu menerima ide tersebut.

3) Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga, misalnya seorang mengajak ibu yang lain (tetangga, saudaranya, dsb) untuk menimbang anaknya ke posyandu atau mendiskusikan tentang gizi adalah suatu bukti bahwa si ibu telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.

4) Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapatkan tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri.

E. Pembentukan Sikap

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap:

1.   Pengalaman pribadi

v  Dasar pembentukan sikap: pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat.

v  Sikap mudah terbentuk jika melibatkan faktor emosional

2.  Kebudayaan

Pembentukan sikap tergantung pada kebudayaan tempat individu tersebut dibesarkan.
Contoh pada sikap orang kota dan orang desa terhadap kebebasan dalam pergaulan.


3.  Orang lain yang dianggap penting

yaitu: orang-orang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah laku dan opini kita, orang yang tidak ingin dikecewakan, dan yang berarti khusus.

Misalnya: orangtua, pacar, suami/isteri, teman dekat, guru, pemimpin Umumnya individu tersebut akan memiliki sikap yang searah (konformis) dengan orang yang dianggap penting.

4.  Media massa

Media massa berupa media cetak dan elektronik

F.  Teori Tentang Sikap

1.  Teori Keseimbangan

v  Fokus: upaya individu untuk tetap konsisten dalam beersikap dalam hidup
v  Teori keseimbangan dalam bentuk sederhana:
v  Melibatkan hubungan-hubungan antara seseorang dengan dua objek sikap.

Ketiga elemen tersebut dihubungkan dengan:
# Sikap favorable (baik, suka, positif)
# Sikap unfavorable (buruk, tidak suka, negatif)

           Pembentukan sikap tersebut dapat dapat seimbang atau tidak seimbang
Contoh:
       Situasi seimbang dan Situasi tidak seimbang

v  Suatu sistem seimbang terjadi apabila seseorang sependapat dengan orang lain yang disukainya atau tidak sependapat dengan orang yang tidak disukainya.

v  Ketidak seimbangan terjadi bila seseorang tidak sependapat dengan orang yang disukainya atau sependapat dengan orang yang tidak disukainya.


G. Pengukuran Sikap

-  Secara ilmiah sikap dapat diukur, dimana sikap terhadap objek diterjemahkan dalam sistem angka.

-  Dua metode pengukuran sikap:
1.  Metode Self Report

Misalnya ketika menyatakan kesukaan terhadap objek saat ditanya dalam interview atau menuliskan evalusi-evalusi dari suatu kuesioner dalam metode ini, jawaban yang diberikan dapat dijadikan idikator sikap seseorang.

Kelemahan: jika individu tidak menjawab pertanyaan yang diajukan maka tidak dapat
diketahui pendapat atau sikapnya.


1.    Komunikasi Persuasif

Bagaimana sebuah persuasi bisa berhasil merubah sikap? Ada beberapa syarat agar persuasi bisa merubah sikap. Baik penyampai persuasi atau komunikator, isi pesan, maupun audiens (pihak yang dipersuasi) harus sama-sama menunjang. Berikut beberapa fakta yang berhubungan dengan perubahan sikap dan persuasi.
1.     Orang yang ahli lebih persuasif ketimbang yang tidak ahli.
2.    Pesan yang tidak ditujukan untuk merubah sikap kadangkala lebih berhasil merubah sikap daripada pesan yang sengaja ditujukan untuk merubah sikap.
3.    Komunikator yang populer dan menarik lebih bisa merubah sikap daripada yang tidak populer dan tidak menarik
4.    Orang yang memiliki percaya diri tinggi lebih sulit diubah sikapnya
5.    Orang yang memiliki harga diri tinggi lebih sulit diubah sikapnya
6.    Persuasi dapat ditingkatkan dengan jalan memunculkan emosi yang kuat pada suatu hal. Misalnya saja agar seseorang berhenti minum minuman keras maka dibuat agar orang itu takut dengan minuman keras (memberikan informasi bahwa minuman keras dapat membunuh dengan menunjukkan gambar-gambar dan contoh-contoh).
7.    Orang yang berbicara cepat lebih persuasif daripada yang berbicara lambat. Misalnya saja sales lebih persuasif ketimbang orang yang bicara terbata-bata.
8.    Semakin banyak informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda-beda, maka semakin mungkin untuk merubah sikap.

Menolak perubahan sikap

Bisa saja Anda menolak untuk merubah sikap Anda meskipun telah memperoleh informasi yang tidak konsisten dengan sikap Anda atau telah mendapat persuasi. Pertanyaannya, mengapa Anda menolak merubah sikap Anda?
Terdapat beberapa penyebab sehingga Anda mau merubah sikap Anda.

Pertama, Anda berupaya melindungi kebebasan Anda. Diri Anda tidak ingin memiliki sikap tertentu karena hasil persuasi atau bujukan orang lain. Sikap yang dihasilkan dari persuasi orang lain berarti menandakan ketidakbebasan Anda dalam menentukan sikap Anda sendiri. Ini makanya gembar-gembor agar Anda memilih partai tertentu tidak mempengaruhi Anda sama sekali. Begitupun usaha para sales yang sedemikian gencar menawarkan produk pada Anda malah membuat Anda terganggu. Anda merasa memiliki kebebasan untuk apapun. Persuasi-persuasi tadi dianggap mengganggu kebebasan Anda. Oleh sebab itu Anda menolak berubah.

Kedua, Anda menolak persuasi karena tahu bahwa pesan yang Anda terima memang dibuat untuk persuasi. Seringkali ada informasi yang memang sengaja digunakan untuk merubah sikap orang. Nah, jika Anda tahu bahwa informasi tertentu ditujukan untuk mengubah sikap Anda, maka Anda cenderung menolaknya. Misalnya dalam sebuah acara televisi mengenai bahaya merokok, narasumber mengatakan bahwa merokok merugikan keuangan. Nah Anda malah mengatakan “ah, itu kan kata dia saja!”

Ketiga, menghindar dari informasi yang tidak konsisten dengan sikap Anda. Biasanya secara otomatis seseorang akan lebih memperhatikan informasi yang konsisten dengan sikapnya dan mengabaikan yang tidak konsisten. Misalnya saja Anda penggemar klub sepak bola AC Milan. Maka Anda akan lebih memperhatikan fakta bahwa tahun 2006 dan 2007 klub itu dinobatkan FIFA menjadi klub terbaik di dunia. Selama 5 tahun terakhir, hanya klub itu yang selalu berhasil masuk perempat final Liga Champion Eropa. Bahkan sekali juara, sekali runner-up, dua kali semifinal, dan hanya sekali perempat final. Tidak ada klub lain yang bisa mencapai prestasi itu. Sebaliknya informasi bahwa klub itu terlibat skandal penyuapan wasit, terseok-seok di liga Italia Seri A ataustriker-nya mandul kurang Anda perhatikan.

Misalnya Anda memiliki sikap positif terhadap minuman keras. Anda biasa meminumnya. Nah, secara otomatis Anda akan lebih memperhatikan informasi yang sesuai dengan sikap positif Anda terhadap minuman keras, misalnya sebagian besar orang di dunia ini meminum minuman keras. Informasi tentang minuman keras bisa menyebabkan liver kurang Anda perhatikan. Oleh sebab itu Anda tidak akan berubah, karena informasi yang mungkin bisa merubah sikap Anda tidak Anda perhatikan.
2.  OPINI

Suatu pendapat adalah hasil dari sikap individu. Berkaitan dengan keadaan tertentu dalam lingkungan sosialnya, individu mengatur sikapnya kedalam hierarki. Ketika individu berbicara atau menulis, ia sedang menyatakan hierarki sikapnya, ia sedang memberikan pendapat.

Ketika terjadi perubahan dalam keadaan di luar (dirinya), terjadi perubahan pada hierarki sikapnya dan terjadi pula pengaturan baru yang menghasilkan pendapat baru. Suatu pendapat, akhirnya, adalah suatu pernyataan sikap dalam bentuk kata-kata.

3. Propaganda
Propaganda adalah usaha dengan sengaja dan sistematis, untuk membentuk persepsi, memanipulasi pikiran, dan mengarahkan kelakuan untuk mendapatkan reaksi yang diinginkan penyebar propaganda.

Dalam kehidupan sehari-hari, sebenarnya manusia dikelilingi dengan propaganda, mulai dari pepatah, kata-kata bijak, slogan, , nilai-nilai, doktrin dan lain-lain. Propaganda masuk melalui semua bidang kehidupan mulai dari pendidikan, kepercayaan agama, politik kekuasaan,ekonomi, sosial dan kebudayaan dan sebagainya.  Proses reaksi terhadap propaganda berlangsung melalui pengenalan/perjumpaan(encountering).
Pada tahap pengenalan seseorang akan mengalami persinggungan dengan sebuah gagasan baik gagasan baru maupun sudah dikenal sebelumnya. Selanjutnya  gagasan tersebut diproses berdasarkan informasi yang dimiliki oleh orang yang bersangkutan. Keputusan apakah orang tersebut akan menerima atau menolak suatu gagasan akan sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan/informasi yang dia ketahui. Bila gagasan itu bertentangan dengan pengetahuan yang ia miliki maka kemungkinan akan ditolak, namun bila sejalan dengan pemikirannya maka kemungkinan akan diterima. Agar propaganda yang dilancarkan diterima oleh orang lain maka diperlukan suatu usaha untuk meyakinkan pihak lain akan kebenaran propaganda atau gagasan tersebut, salah satunya adalah pengubahan persepsi melalui conditioning atau pengkondisian.

DAFTAR PUSTAKA




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar